[BREAD OF LIFE – GIVES LIFE] BOL 365 │DAY 194

[BREAD OF LIFE – GIVES LIFE] BOL 365 │DAY 194

Kamis, 13 Juli 2023
Pembacaan Alkitab; 1 Samuel 19-21

“MENINGGALKAN KEBENCIAN”

Saul mengatakan kepada Yonatan, anaknya, dan kepada semua pegawainya, bahwa Daud harus dibunuh
(1 Sam. 19:1)

Dalam kehidupan, sering kali kita juga diperhadapkan pada situasi di mana seseorang mungkin melukai atau menyakiti kita. Dalam situasi tersebut, respon kita terhadap perlakuan buruk adalah pilihan kita. Apakah kita memilih untuk memelihara kebencian atau kita mengampuni dan membiarkan kasih Tuhan memimpin tindakan kita.

Kebencian Saul kepada Daud. Dalam pasal 19, secara terbuka Saul mengumumkan ingin membunuh Daud, yang adalah menantunya (1). Kedengkiannya saul terhadap Daud kadang hilang kadang kambuh lagi. Saul awalnya menghormati Daud karena keberhasilannya dalam pertempuran melawan Filistin dan karena kepiawaiannya dalam berbagai bidang. Namun, ketika rakyat mulai memuji Daud lebih dari Saul dan ketika Daud diangkat sebagai raja oleh Allah melalui Samuel, rasa cemburu dan kebencian tumbuh dalam hati Saul. Kebencian Saul mendorongnya untuk melakukan berbagai cara untuk membunuh Daud

Kebencian merupakan sampah dalam hidup kita, jika kita tidak membuangnya akan menimbulkan penyakit dalam diri kita. Saat kita membenci, kita sedang meracuni hati dan pikiran kita dengan emosi negatif yang membuat kita tidak mengalami damai sejahtera. Namun, jika kita memilih untuk mengampuni dan melepaskan kebencian, maka kita akan menemukan kedamaian dan sukacita sejati. Meninggalkan kebencian bukan berarti melupakan atau mengabaikan kesalahan yang dilakukan orang lain. Namun, kita sedang memilih untuk tidak membiarkan kebencian mengendalikan hidup kita dan membiarkan kasih yang bekerja pada situasi sulit.

Ketika kita dihadapkan pada situasi di mana kebencian menghampiri kita, marilah kita memilih untuk mengampuni dan meninggalkan kebencian. Mintalah kekuatan kepada Roh Kudus agar kita mampu meninggalkan kebencian, sebab tanpa kekuatan Nya kita tidak mungkin bisa mengampuni. Mari meneladani sikap Tuhan Yesus yang sedikit pun tidak memendam kebencian ketika mengalami siksa sebelum mati di kayu salib.

Mengampuni bukanlah tanda bahwa kita lemah, melainkan bukti bahwa kita memiliki iman yang kokoh.

No Comments

Post A Comment

×

Powered by WhatsApp Chat, Setup by GBI The City Tower

× Butuh Bantuan?