Di situ mereka mulai menuduh Dia, katanya: “Telah kedapatan oleh kami, bahwa orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja.” (Luk. 23:2)
Pernahkah kita difitnah? Tentu menyakitkan, sebab kita dituduh melakukan apa yang tidak lakukan. Tentu kita bisa marah dan berbalik untuk melawan orang yang memfitnah kita. Tuhan Yesus, Sang Mesias pun tidak luput dari fitnah dan tuduhan palsu dari manusia yang ingin menghancurkannya. Padahal, dalam kenyataannya, Dia datang bukan untuk membangkitkan pemberontakan melawan pemerintah atau membawa perubahan politik, melainkan untuk menyelamatkan jiwa manusia dari dosa dan kematian.
Kita sebagai manusia seringkali terjerumus dalam kebohongan dan fitnah, bahkan tanpa disadari. Kita mungkin merasa benar dalam melakukan sesuatu, tetapi pada kenyataannya, kita telah menipu diri sendiri dan orang lain. Kita perlu selalu berhati-hati dan introspeksi diri, agar tidak terjebak dalam dosa kebohongan dan fitnah. Dari sini kita dapat belajar bahwa kebenaran dan integritas harus menjadi prioritas dalam hidup kita, meskipun kita mungkin menghadapi rintangan dan tantangan yang sulit. Kita harus tetap berani mengakui kebenaran dan mempertahankannya, sebagaimana yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, karena hanya dengan begitu kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Allah dan menjadi berkat bagi orang lain.
Jangan takut menjadi minoritas dalam mempertahankan kebenaran. Jadilah jujur dan berani dalam tindakan dan perkataan kita, meskipun pendapat kita tidak didukung oleh mayoritas. God bless!!!
No Comments