“Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!”” (Luk. 7:13)
Lukas 7:11-17 menceritakan tentang seorang wanita yang telah menjadi janda. Tidak hanya itu, ternyata anaknya pun juga meninggal. Menjadi suatu momen yang membuat wanita itu terpukul karena kehilangan dan juga membuatnya kehilangan pengharapan di dalam hidup. Akan tetapi Yesus menunjukkan belas kasih-Nya kepada wanita itu dan mengatakan kepadanya untuk tidak menangis dan tidak terus menerus meratapi dukacita yang sedang dialaminya. Mungkin perkataan Yesus kepada wanita tersebut dapat saja dianggap sebagai perkataan yang tidak peka pada kesedihan orang lain. Namun, Yesus berkata demikian karena wanita tersebut sudah seharusnya tidak perlu lagi menangis karena putranya akan dibangkitkan kembali.
Mungkin hari-hari ini kita sedang dalam keadaan yang kurang baik, sedang mengalami kesedihan atau duka yang mendalam karena kehilangan orang yang kita kasihi hingga kita kehilangan semangat atau pengharapan dalam menjalani hidup. Akan tetapi yang harus kita ingat adalah bahwa kita punya Tuhan yang kuasa dalam firman-Nya yang sanggup memberikan kekuatan serta memberikan pengharapan besar kepada setiap dari kita. Ketika sedih dan putus asa, tampaknya tak seorang pun dapat memahami masalah dan perasaan kita. Dan seringkali timbul rasa kesepian yang menguatkan rasa putus asa itu. Dalam saat seperti itu, carilah firman-Nya. Melalui firman, Ia akan menyatakan kepedulian dan penghiburan-Nya. Melalui firman, Ia akan menguatkan dan menolong. Dan di dalam firman, pengharapan kita nyata.
Selama kita hidup di dalam Yesus, pasti selalu ada pengharapan di masa yang sukar. God bless!
No Comments