Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk. 1:38)
Bagaimana perasaan kita saat berada diposisi Maria yang tiba-tiba mendapatkan pesan dari malaikat Gabriel bahwa “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.” (Luk. 1:31)? Apakah itu sebuah berita sukacita atau dukacita? Mengingat pada saat itu Maria belum memiliki suami dan ia akan mengandung. Perasaan Maria pastinya campur aduk, terlebih lagi ia pastia akan mendapatkan pengucilan dari masyarakat Yahudi yang kental akan hukum Tauratnya. Alkitab juga tidak menuliskan mengenai bagaimana reaksi orang tua Maria ketika diberitahu oleh puterinya tersebut bahwa ia akan hamil. Yusuf sebenarnya juga merasa malu dengan kehamilan Maria dan merencanakan untuk menjauhkan diri dari wanita dengan melanggar pertunangan mereka.
Situasinya memang tidak mudah, namun jika Tuhan sudah berkehendak semuanya pasti akan jadi. Apa yang tidak mungkin di hadapan manusia menjadi mungkin di hadapan Tuhan. Pelajaran menarik yang bisa kita ambil dari sikap hidup Maria adalah ia berani melangkah dengan ketaatan. Dia pasti tahu konsekuensi yang akan diterima saat mengandung bayi Yesus. Apakah kita mau belajar taat seperti Maria yang menerima tugas dari Allah tanpa penundaan atau malah mencari-cari alasan agar terhindar dari rencana dan tujuan Allah untuk hidup kita. Saat Tuhan ingin memakai hidup kita, disaat yang sama Tuhan menyertai kita. Hal itu terbukti atas hidup Maria, sampai ia melahirkan bayi Tuhan Yesus, tidak ada musibah yang menimpanya. Mari responi panggilan Tuhan dengan penuh ketaatan.
Selama kita masih hidup di dunia ini, pergunakanlah hidup kita untuk berjalan dalam rencana dan panggilan Tuhan. God bless!!!
No Comments