Dan pada saat itu berkokoklah ayam untuk kedua kalinya. Maka teringatlah Petrus, bahwa Yesus telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” Lalu menangislah ia tersedu-sedu. (Mrk. 14:72)
Memang lidah tak bertulang, demikianlah yang diungkapkan orang ketika mengetahui apa yang dikatakan seseorang tidak sesuai dengan apa yang diperbuatnya. Pada ayat sebelumnya, kita membaca bahwa Petrus berkata kepada Tuhan Yesus, “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” (Mrk. 14:29). Namun beberapa waktu berselang, Petrus justru menyangkal Tuhan Yesus. Penyangkalan ini dilakukan dihadapan Tuhan Yesus, karena kesombongan hatinya yang mengatakan bahwa dirinya kuat dibandingkan murid Yesus yang lainnya. Pada saat Tuhan Yesus diadili, Petrus pura-pura tidak mengenal-Nya saat ditanya oleh beberapa orang disekitarnya. Ayam pun berkokok untuk mengingatkan Petrus, bahwa ia telah menyangkal Tuhan Yesus tiga kali.
Pada saat itu, Petrus gagal menepati janji dan komitmen setianya kepada Yesus. Saat semua keadaan baik, manusia mudah sekali mengucapkan janjinya di hadapan Tuhan, tetapi belum tentu dapat menepatinya. Bukankah hal itu yang seringkali kita lakukan di hadapan Tuhan Yesus? Berulang kali kita mendukakan hati-Nya dengan berbagai perbuataan dan perkataan yang tidak sejalan dengan firman-Nya. Dalam menjalani hidup ini, kita tidak perlu menjadi orang yang sombong dengan mengatakan, ‘iman saya sudah cukup kuat dan mampu setia mengikut Yesus sampai akhir.’ Yang perlu kita lakukan adalah bersikap rendah hati untuk selalu meminta kekuatan kepada Tuhan Yesus dalam menjalani persoalan hidup kita. Kekuatan kita terbatas, tanpa Tuhan Yesus kita tidak mampu menjalani hidup ini. Maka dari itu, belajarlah dari kegagalan Petrus!
Jadilah orang berintegritas yang selalu menepati janji yang diucapkan kepada Tuhan dan sesama. God bless!!!
No Comments