Kata Petrus kepada-Nya: “Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak.” (Mrk. 14:29)
Setelah persitiwa perayaan Paskah, Tuhan Yesus memberitahukan berita yang sangat mengejutkan bagi murid-murid-Nya. Tuhan Yesus mengatakan bahwa mereka semua akan tergoncang imannya. Mendengar perkataan itu, Petrus berkata bahwa imannya tidak tergoncang. Tuhan Yesus memperingatkan Petrus bahwa ia akan menyangkal-Nya tiga kali sebelum ayam berkokok pun tak dihiraukannya. Namun, Petrus lebih lagi berkata dengan berani bahwa ia siap mati untuk Tuhan Yesus. Benar saja, bahwa diperikop selanjutnya kita membaca bahwa perkataan Tuhan Yesus tergenapi, Petrus menyangkal-Nya.
Menjadi seorang pengikut Kristus memerlukan komitmen. Apalah artinya jika perkataan yang menggebu-gebu tidak dibuktikan melalui perbuatan hidup kita? Semua tidak ada artinya. Menjadi orang Kristen itu perlu berhikmat dalam berkata-kata, berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara. Dari Petrus kita belajar bahwa kita adalah orang-orang yang rapuh dan rentan jatuh. Karena itulah kita membutuhkan Tuhan Yesus untuk selalu menopang dan menguatkan hidup kita dalam menghadapi hari-hari yang sulit. Pada masa diberkati, kita bisa mengatakan ‘Tuhan Yesus baik’, tetapi bisakah kita tetap berkata ‘Tuhan Yesus baik’ pada masa yang sukar? Iman bukanlah sebuah kenekatan, melainkan keberanian melangkah berdasarkan firman Tuhan.
Saat kita merasa kuat berdiri sendiri, disitulah celah bagi kita untuk jatuh. God bless!!!
No Comments