Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: “Ia kerasukan Beelzebul,” dan: “Dengan penghulu setan Ia mengusir setan.” (Mrk. 3:22)
Pepatah mengatakan bahwa ‘fitnah lebih kejam dari pada pembunuhan,’ tampaknya pepatah itu benar adanya. Sebab, fitnah berdampak bukan kepada psikis seseorang saja, tetapi juga fisik dan spiritualnya. Fitnah dapat merusak reputasi seseorang. Banyak orang yang mengakhiri hidupnya akibat difitnah, bahkan mengalami penganiayaan. Tidak ada seseorang pun yang senang difitnah, saat difitnah seseorang cenderungn membela dirinya, marah dan bahkan ada keinginan untuk balas dendam. Saat ada di dunia, Tuhan Yesus pun tidak lepas dari fitnah. Yesus difitnah oleh kaum keluarga-Nya dan kelompok yang kontra dengan diri-Nya. Ia dituduh melakukan mujizat dengan menggunakan kuasa Beelzebul. Yesus pun meresponi mereka dengan menjelaskan hubungan antara hal yang jahat dan yang baik. Mana mungkin Ia menggunakan kekuatan jahat untuk menghadapi Si Jahat.
Lalu bagaimana dengan respon kita saat difitnah? Marah atau balas dendam? Kita perlu belajar meresponi fitnah seperti sikap yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, tetap tenang dan menjelaskan kebenarannya. Sebagai orang percaya, jangan sekali-kali melakukan fitnah. Ketika kita memfitnah orang lain, kita sedang memilih untuk keluar dari jalur yang telah disediakan Allah bagi kita. Hal demikian tidaklah berkenan di hadapan Allah. Tetaplah kasihi dan berdoalah bagi orang yang memfitnah kita, sebab kasih akan memutuskan rantai kebencian. Dunia melihat hal tersebut sebagai tindakan yang bodoh, tetapi Allah melihat hal itu berkenan. Carilah perkenanan Allah bukan perkenanan dunia.
Responi fitnah dengan sikap tenang dan berserah kepada Kristus, biarlah Kristus yang menjadi Pembela hidup kita. God bless!!!
No Comments