Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. (Mat. 21:30)
Harapan dari seseorang yang memberikan perintah adalah diresponi dan dilakukan dengan benar. Namun, seringkali seseorang hanya meresponi dengan benar, tetapi tidak melakukannya dengan benar. Setelah peristiwa pemimpin agama mempersoalkan mengenai kuasa Yesus. Tuhan Yesus memberikan sebuah perumpamaan. Perumpamaan tersebut berbicara mengenaing dua orang anak yang diperintahkan oleh bapa mereka untuk bekerja di kebun anggur (28).
Anak sulung meresponi dengan benar, tetapi tidak melakukannya. Berbeda dengan si bungsu, responnya tidak benar, tetapi pada akhirnya menyesal dan melakukannya. Anak sulung merupakan gambaran para pemimpin agama Yahudi yang tahu firman Allah namun tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Sedangkan si bungsu adalah gambaran dari para pendosa yang bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus.
Dalam menjalani kehidupan ini kita perlu Tuhan Yesus. Yesus sudah cukup bagi kita, karena Ia adalah satu-satunya Penolong bagi kita. Terkadang sebagai orang percaya kita hanya memposisikan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat saja, namun tidak sebagai Tuhan. Jika kita memposisikan Dia sebagai Tuhan seharusnya kita tunduk dan taat kepada firman-Nya. Meresponi dan melakukan firman-Nya dengan benar. Kita adalah orang-orang berdosa yang dibenarkan oleh karena pengorbanan-Nya, untuk itu kita harus lebih bersyukur dengan hidup dalam firman-Nya.
Keselamatan terjadi saat kita menerima, meresponi dan menghidupi Kristus dalam hidup kita. God bless!!!
No Comments