Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. (Mat. 16:17)
Seorang ayah bertanya kepada anaknya yang masih berusia enam tahun: “Menurut orang-orang, siapakah ayah?” Anak ini pun menjawab: “Ada yang mengatakan pak polisi, Pak RT, ada juga yang memanggil Pak Andi!” Kemudian ayahnya bertanya lagi kepada anaknya: “Menurut kamu, siapakah ayah?” Dengan wajah yang penuh sukacita, anaknya pun menjawab: “Ayahku!” Anak ini mengenal ayahnya dengan pengenalan yang bersifat pribadi dan lebih dalam dibandingkan orang lain.
Hal yang serupa ditanyakan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” (ay. 13-14). Tetapi Petrus menjawab bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (ay. 16).
Manusia berdosa tidak mungkin memberi pengakuan yang benar dan sungguh-sungguh jika tidak ada intervensi Allah dalam diri orang itu. Hanya karya Allah secara langsung dalam hati seseorang yang memampukannya memberikan pengakuan yang benar (1 Kor. 12:3). Tuhan Yesus menginginkan kita memiliki pengakuan yang benar, sebuah pengakuan yang dibangun bukan apa kata orang lain, melainkan pengakuan yang timbul karena hubungan pribadi dengan-Nya. Pengakuan yang kita ucapkan berdampak pada hidup yang berserah kepada-Nya.
Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorang pun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: “Terkutuklah Yesus!” dan tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: “Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus. (1 Kor. 12:3). God bless!!!
No Comments