“Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.” (Mat. 7:6)
Dalam khotbah dibukit, Tuhan Yesus tidak hanya mengajar para murid-Nya bagaimana memiliki relasi dengan Allah, bersikap terhadap mamon, tetapi juga mengajar cara membangun relasi dengan sesama. Jika kita membaca dikonteks sebelumnya, Tuhan Yesus menentang orang yang terlalu membesarkan masalah orang dengan menggunakan standar terlalu berat, sehingga pada akhirnya kita menghakimi seseorang. Sedangkan dalam konteks Matius 7:6 Tuhan Yesus mengajar untuk jangan terlalu menganggap enteng barang yang kudus, yaitu pengajaran firman Tuhan. Tuhan Yesus mengumpamakan dengan seekor anjing dan babi yang menunjukkan kebebalan hati seseorang. Hal ini Tuhan Yesus maksudkan bagi orang yang tidak mau ditegur oleh firman.
Tuhan Yesus mengingatkan kita untuk tidak banyak membuang-buang waktu bagi orang yang tidak mau menerima firman. Hal ini tidak dimaksudkan untuk melihat untung rugi dalam melayani, namun kita harus bersikap bijak dalam melayani. Dan ini yang Tuhan Yesus lakukan saat Dia ditolak di Nazareth (Luk. 4:16-30). Di dalam mengabarkan firman Tuhan pasti kita akan menemukan orang-orang yang tidak mau diajar oleh firman Tuhan. Orang yang demikian adalah orang yang merasa hidupnya sudah benar, sehingga tidak mau menerima kebenaran. Tetapi hal tersebut jangan sampai menyurutkan semangat kita dalam mengajarkan firman, karena semua orang perlu mendengarkan Injil. Ada yang menolak, tetapi percayalah banyak yang haus akan kebenaran.
Bagi orang bodoh, Injil adalah sampah, tetapi bagi orang bijaksana, Injil adalah mutiara yang berharga. God bless!!!
No Comments