Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. (Luk. 1:38)
Berbicara tentang Natal, tentu tidak telepas dari tokoh yang dipakai Allah sebagai sarana kelahiran Yesus, yaitu Maria. Sebagai seorang percaya kita tidak menuhankan Maria, sebab Maria hanya alat Tuhan saja. Dibalik ketaatan-Nya menerima mandat Tuhan, ada konsekuensi besar yang siap ditanggung olehnya. Sebagai orang Yahudi, seharusnya Maria tahu bahwa dia terancam diceraikan tunangannya, bahkan dirajam sampai mati (Ul. 22:20-21). Ia sedang mempertaruhkan nyawanya saat mengandung Tuhan Yesus. Pertanyaannya, kenapa ia mau mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan TuhanYesus? Ia mau berkorban secara luar biasa.
Satu hal yang kita pelajari dari Maria adalah mengenai ketaatannya untuk dipakai menjadi alat Tuhan. Ia begitu mempercayai perkataan Allah yang disampaikan melalui malaikat Gabriel. Wajar saja kenapa Tuhan mau memakai Maria sebagai ibu biologis dari Tuhan Yesus. Ia bersedia pakai menjadi alat Tuhan untuk menggenapi misi Allah di dunia ini, walaupun konsekuensinya besar. Adakah kita mau memiliki sikap hati seperti Maria yang siap dipakai Tuhan menjadi alat-Nya? Mari kita tanggalkan agenda pribadi kita untuk agendanya Tuhan, kita siap dipakai oleh-Nya.
Responi panggilan Tuhan dengan hati yang taat sekalipun konsekuensinya besar, percayalah Dia yang akan menolong dan memampukan kita melewatinya. God bless!!!
No Comments