Dan sesudah ia menurunkan mayat itu, ia mengapaninya dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat (Luk. 23:53)
Ketika kita mengasihi seseorang dengan tulus, tanpa diminta pasti kita akan melakukan apapun untuk orang yang kita kasihi. Waktu, tenaga, pikiran bahkan uang tidak akan pernah menjadi persoalan. Satu pertanyaan penting bagi kita, sudahkah kita berkorban untuk orang yang kita kasihi, terlebih lagi bagi Tuhan Yesus.
Hari ini kita belajar dari Yusuf orang Arimatea. Yusuf dari Arimatea meminta jenazah Yesus dari Pilatus, dan kemudian ia membaringkan jenazah itu di dalam sebuah kuburan yang baru yang ia telah siapkan. Yusuf telah memilih untuk mempersembahkan waktu, uang, dan usahanya untuk mengurus jenazah Yesus, dan tindakan ini menunjukkan betapa besar kasih dan penghormatan Yusuf kepada Yesus.
Kita juga dipanggil untuk berkorban untuk Tuhan Yesus. Kita dipanggil untuk mempersembahkan hidup kita kepada-Nya, dengan memberikan waktu, uang, bakat, dan segala sesuatu yang kita miliki untuk melayani-Nya. Ketika kita melakukan itu, kita menunjukkan kasih dan penghormatan kita kepada-Nya. Tentu saja, berkorban untuk Tuhan Yesus tidak selalu mudah. Kadang-kadang kita mungkin merasa tidak mampu atau terlalu sibuk untuk memprioritaskan pelayanan-Nya dalam hidup kita. Namun, percayalah bahwa apa pun yang kita lakukan untuk Tuhan tidak akan pernah kembali dengan sia-sia.
Kasih menuntut kita untuk rela berkorban! Tanpa pengorbanan kasih hanyalah sekedar omon kosong. God bless!!!
No Comments