Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya. (Mrk. 12:44)
Ketika melihat seorang janda miskin memasukkan persembahan di kantong kolekte, mungkin ada orang yang berkata dalam hati, “Ah… persembahannya paling tak banyak, hanya beberapa ribu saja.” Sedangkan ketika kita melihat orang kaya, kita akan berpikir bahwa, “wah persembahnnya berapa juta atau berapa miliar yah. . .” Dengan standar itu, kita menilai bahwa persembahan si kaya lebih diterima oleh Tuhan dari pada si miskin. Kita menilai dengan ukuran logika kita, bukan dengan ukuran Allah. Alkitab menyatakan bahwa janda miskin itu memasukkan dua peser ke dalam peti persembahan. Peser adalah mata uang tembaga Yahudi yang paling kecil, sama dengan setengah duit. Dari segi jumlah, memang janda ini memberi sangat kecil, tetapi dari segi kemampuan, ia memberi yang terbaik dari semua orang.
Allah mengukur persembahan bukan dari jumlah yang dipersembahkan tetapi dari kasih, pengabdian, dan pengorbanan yang terkandung dalam persembahan itu. Dari hal ini Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita untuk selalu memberi yang terbaik dari apa yang ada pada kita, bukan memberi dengan asal-asalan. Yang Tuhan mau adalah memberi dengan sikap hati yang tulus dan hormat kepada Tuhan. Apalah artinya memberi banyak tetapi tidak disertai dengan hati yang tulus di hadapan Tuhan. Apa yang kita berikan kepada Tuhan merupakan bukti kita mengasihi Tuhan.
Tuhan layak menerima yang terbaik dari apa yang Tuhan percayakan kepada kita. God bless!!!
No Comments