Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.” (Mrk. 2:27-28)
Setiap suku di Indonesia memiliki kebudayaan dan peraturan, ada suku Batak, Jawa, Dayak dan banyak lainnya. Setiap peraturan yang ada harus ditaati, jika tidak dilakukan pasti ada konsekuensi yang akan diterima. Lalu bayangkan, seandainya ada orang baru yang masuk ke dalam suku tersebut dan dia melanggar aturan, apakah yang akan terjadi? Menanggapi hal tersebut pasti orang-orang akan sangat marah. Inilah yang terjadi atas orang-orang Yahudi dan Farisi terhadap apa yang dilakukan Yesus kepada aturan Taurat tentang Sabat. Bukan hanya melanggar aturan tentang Sabat, tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat. Bagi orang Yahudi, Sabat merupakan aturan yang penting karena masuk dalam sepuluh hukum Taurat. Pada hari Sabat, orang Yahudi beristirahat dan berhenti bekerja.
Tuhan Yesus menanggapi kemarahan mereka dengan menjelaskan satu kebenaran bahwa perayaan hari Sabat dilakukan untuk kepentingan manusia agar mereka tidak diperbudak oleh pekerjaannya. Hari Sabat diadakan supaya manusia sadar akan pemeliharaan Allah dalam hidupnya. Saat ini kita tidak hidup dibawah hukum Taurat lagi, tetapi di bawah hukum Kristus. Seharusnya bagi kita yang telah diselamatkan oleh Kristus, setiap hari adalah hari untuk Tuhan, bukan hanya sekedar hari Minggu saja. Setiap hari yang kita lewati adalah bentuk peribadahan yang kita persembahkan kepada Tuhan Yesus. Maka dari itu, selama masih hidup di dunia ini berikanlah persembahan yang terbaik untuk Tuhan melalui cara hidup kita.
Setiap hari adalah hari yang terbaik untuk selalu ada dalam hadirat Tuhan. God bless!!!
No Comments