dan berkata: “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. (Mat. 28:13)
Pada dasarnya manusia tidak mau dianggap bersalah atas hal yang dilakukan. Jika tidak memiliki kerendahan hati, ia akan mengeraskan hatinya dan mencari alasan untuk membenarkan tindakannya. Tidak peduli apa yang dilakukannya benar atau tidak. Tampaknya hal inilah yang dilakukan oleh para Mahkamah Agama terhadap berita kebangkitan Yesus. Para prajurit yang menjaga kubur Yesus tidak mengetahui tentang peristiwa kebangkitan Yesus. Mendengar hal itu, para imam pun mencari alasan untuk menutupi kebangkitan Yesus. Akhirnya para imam berhasil mencapai titik sepakat untuk menutupi kebenaran yang sesungguhnya dan menyebarkan berita palsu atau hoax terhadap para murid Yesus dengan menyuap para para prajurit.
Jika kita mengamati era saat ini, banyak orang ingin namanya viral di media sosial. Mereka akan melakukan segala cara untuk menjadi terkenal, dari membuat konten yang positif dan negatif. Mereka menyebarkan berita-berita negatif dan membuat berita-berita kontroversial yang mengundang orang untuk membaca dan melihat konten yang dibuat. Sebagai orang percaya, kita punya tugas besar di era teknologi saat ini, yaitu memviralkan Injil di media sosial. Sehingga media sosial dipenuhi dengan kebenaran firman Tuhan. Sebab, saat ini banyak hal-hal yang viral adalah hal-hal yang negatif. Janganlah kita menjadi orang Kristen yang turut menyebarkan berita hoax sama seperti para imam yang membenci Yesus. Ada pepatah yang mengatakan bahwa “mulutmu harimaumu,” tetapi di era saat ini “Jarimu harimaumu”. Buat atau tulislah hal yang sekiranya orang membaca membuat orang diberkati, dikuatkan dan semakin dikuatkan dalam iman sehingga banyak orang yang semakin mengenal Kristus.
Milikilah beban untuk terus memberitakan Injil di kegerakan Roh Kudus saat ini, bukan menyebarkan berita hoax. God bless!!!
No Comments