Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. (Mat. 22:30)
Suatu kali datanglah orang Saduki kepada Tuhan Yesus dan bertanya kepada-Nya. Orang Saduki bertanya tentang peraturan perkawinan yang tertulis di dalam Ulangan 25. Jika seseorang mati dengan belum mempunyai anak, maka adiknya harus mengawini istri orang yang telah mati. Sebenarnya maksud pertanyaan orang Saduki ini merupakan tindakan penolakan dan berusaha menyalahkan terhadap pengajaran kebangkitan seperti yang dipercaya oleh orang Farisi. Respon Tuhan Yesus terhadap pertanyaan tersebut pun sangat tegas, bahwa orang Saduki di sebut sesat karena tidak percaya kepada kebangkitan. Ketidakpercayaan orang Saduki terhadap kebangkitan berdampak kepada kehidupannya, hidupnya focus kepada perkara dunia.
Hidup di dunia ini hanya sementara, setelah meninggal kita akan dibangkitkan dan hidup bersama dengan Tuhan Yesus. Sama seperti Tuhan Yesus telah dibangkitkan, kita pun akan dibangkitkan. Saat ini kita hidup dalam kuasa kebangkitan Kristus. Tidak selamanya kita hidup di dunia ini, kehidupan kita yang sesungguhnya adalah di dalam sorga yang kekal. Jadi jangan berfokus dengan apa yang ada di dunia saja, fokuskanlah hidup kita pada perkara sorgawi. Jadikanlah kehidupan di dunia ini sebagai persiapan kita untuk hidup dalam sorga yang kekal, artinya apa pun yang kita lakukan di dunia ini harus berorientasi kepada kekekalan.
Orientasi hidup kita di dunia ini adalah kekekalan, jangan focus pada hal yang bersifat sementara di dunia. God bless!!!
No Comments