Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi (Mat. 22:12-13)
Saat seseorang hendak pergi ke suatu pesta, tentu mereka akan mengenakan pakaian yang terbaik. Mereka tidak akan mengenakan pakaian yang biasa saja, sebab orang akan memandang aneh. Dalam perumpamaan tentang perjamuan kawin, cerita tentang seorang tamu yang tidak memakai pakaian pesta dihukum oleh Raja menjadi catatan penting sekalipun undangan disebarkan secara gratis. Orang yang datang ke pesta tidak boleh datang dengan pakaian yang semena-mena. Lalu apa makna mengenai pakaian pesta? Di dalam kebiasaan orang Israel pada waktu itu, pembesar yang menyelenggarakan pesta akan memberikan jubah untuk dikenakan para tamu di pintu gerbang masuk tempat pesta itu dilangsungkan. Jika tidak mengenakan pakaian pesta, hal itu merupakan sebuah penghinaan.
Pakaian pesta sering dikaitkan dengan pertobatan orang percaya (Why. 3:5), secara tidak langsung orang yang sudah menerima keselamatan harus hidup dalam kekudusan (Why. 19:8), mereka tidak boleh mengenakan cara hidup yang lama. Maka dari itu, awasilah hidup kita saat ini, jangan terlalu larut dalam euphoria keselamatan sampai melupakan hal penting yang harus kita lakukan setelah diselamatkan. Hiduplah dalam pertobatan yang sejati!
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Kor. 5:17). God bless!!!
No Comments