Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Mat. 18:22)
Setiap manusia pasti pernah mengalami bagaimana dikecewakan atau disakiti. Hal itu merupakan moment yang sangat menyakitkan hati kita. Terlebih lagi hal yang dilakukan membuat hidup kita menjadi berantakan, misalnya kita di PHK oleh karena kesalahan orang lain. Ada yang meresponi hal tersebut dengan balas dendam, ada juga yang bersikap legawa terhadap apa yang ia alami. Namun, kebanyakan orang pasti akan meresponi dengan membalas apa yang mereka lakukan. Pertanyaannya, apakah hal tersebut berkenan di hadapan Tuhan? Tentu tidak.
Tuhan Yesus menghendaki kita untuk dapat mengampuni orang yang menyakiti kita. Memang tidak mudah, namun harus dilakukan. Barangsiapa tidak mengampuni, Bapa disorga juga tidak mengampuni (Mat. 6:14-15). Tuhan Yesus telah memberikan teladan kepada kita untuk mengampuni. Ia dicambuk, diludahi, dimaki. Bayangkan Tuhan Yesus saat dikayu salib, bagaimana hidup-Nya menjadi bahan olok-olokan tentara romawi. Kepala-Nya bukan bermahkotakan emas atau permata, tetapi mahkota duri. Tuhan Yesus tetap mengampuni mereka, Ia berkata “ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” Pengampunan mendatangkan damai sejahtera. Masalahnya bukan bisa atau tidak, tetapi mau atau tidak. Tuhan Yesus pernah merasakan apa yang kita alami, bahkan lebih dari yang kita alami. Ia lakukan semuanya itu supaya kita mengalami pembebasan. Ampunilah mereka yang menyakiti dan menghina kita.
Responi penghinaan dengan pengampunan, sebab pengampunan mendatangkan damai sejahtera dan sukacita. God bless
No Comments