Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mat. 16:23)
Iblis merupakan bapa segala dusta (Yoh. 8:44), disepanjang sejarah Alkitab sampai hari ini ia selalu berusaha menggagalkan rencana Tuhan dengan berbagai cara. Meskipun berulang kali gagal menghentikan rencana Tuhan ia tidak pernah menyerah. Maka yang ia lakukan sekarang adalah berusaha mempengaruhi manusia untuk tidak taat kepada Tuhan Yesus, sebab ia tahu bahwa saat ini Allah menggenapi rencana Tuhan melalui manusia. Iniah yang dilakukan oleh Iblis kepada Petrus, Petrus berusaha menolak kematian Yesus (ay. 22). Mendengar hal itu, Yesus pun berkata kepada Petrus dengan nada keras, “Enyahlah Iblis . . .”
Ketidakmengertian terhadap kehendak Tuhan membuat seseorang berjalan berdasarkan apa yang baik menurut dirinya sendiri. Ia tidak memikirkan apa yang Allah pikirkan di dalam hidupnya bahkan di dunia ini. Baik menurut manusia, belum tentu baik bagi Allah. Kapan saja kita dapat bertindak seperti Petrus, kita menjadi batu sandungan bagi orang yang hendak melakukan kebenaran. Firman Tuhan merupakan landasan bagi kita untuk mengerti kehendak-Nya. Firman Tuhan merupakan pelita bagi hidup kita untuk berjalan dalam kehendak-Nya (Mzm 119:105). Renungkanlah dan lakukanlah firman maka kita mengerti kehendak-Nya atas hidup kita.
Ketidakmengertian akan kehendak Tuhan akan menjadi batu sandungan bagi orang yang akan melakukan kebenaran. God bless!!!
No Comments