Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat. (Mat. 12:2)
Murid-murid Yesus sangat kelaparan, Yesus pun mengizinkan waktu para murid memetik bulir gandum untuk mengatasi rasa laparnya. Namun, apa yang mereka lakukan dilihat oleh orang Farisi. Melihat hal itu, orang Farisi sangat marah dan murid-murid Yesus dianggap melanggar hari Sabat. Hari Sabat mingguan (Yun. sabbaton, yang artinya perhentian) adalah hari yang ketujuh dalam setiap minggu yang dipisahkan dari hari-hari yang lain oleh Taurat Musa sebagai hari untuk beristirahat dari semua pekerjaan yang biasa serta memberikan diri kita istirahat dan menyembah Allah. Menanggapi pernyataan orang Farisi, Tuhan Yesus pun menegur mereka. Yesus tidak pernah membatalkan prinsip hari perhentian, hanya penyalahgunaannya oleh para pemimpin Yahudi yang Ia kecam. Ia menyatakan bahwa hari perhentian itu ditetapkan Allah untuk kesejahteraan rohani dan jasmaniah manusia (Mr 2:27).
Kadang ada orang berpikir bahwa hidup beragama itu baik kalau sudah menaati peraturan dan perintah-perintah secara harfiah. Ada orang justru menderita karena menjalankan peraturan agama yang tidak tepat. Tuhan Yesus menghendaki belas kasihan atas setiap manusia. Perhatikanlah cara hidup beragama kita, jangan sampai menjadi sandungan buat orang disekitar kita. Sebagai orang yang takut akan Tuhan, tentu kita menaati peraturan dan perintah di dalam hidup keagamaan kita, tetapi jangan sampai mengabaikan hal yang lebih esensi, yaitu kasih. Jadilah berkat, bukan menjadi batu sandungan.
Hiduplah sebagai orang yang beragama yang tidak mengabaikan kasih. God bless
No Comments