Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: “Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup.” (Mat. 9:18)
Kisah kepala rumah ibadat menunjukkan bahwa Yesus berkuasa atas kematian. Tuhan Yesus berkuasa atas segalanya. Iman yang besar ditunjukkan oleh kepala rumah ibadat yang datang meminta pertolongan Yesus untuk menghidupkan anaknya yang mati. Sesampai di rumah tersebut, suasana berkabung diubah Yesus menjadi sukacita, sekalipun orang-orang pada saat itu menertawakan apa yang dikatakan Yesus. Pada akhirnya Tuhan Yesus membungkam semua tertawaan mereka dengan mujizat yang dilakukan oleh-Nya.
Dari kisah ini kita melihat bahwa iman harus diaplikasikan dalam tindakan, bukan hanya sekedar percaya dimulut. Yakobus pun menuliskan bahwa ‘iman tanpa perbuatan pada hakekatnya mati’ (Yak. 2:26). Pergumulan seringkali dapat menyebabkan seseorang kehilangan iman, sebab selama menjalani kehidupannya ia tidak benar-benar bersandar kepada Kristus. Iman timbul dari pendengaran akan firman (Rm. 10:17). Iman tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dibangun setiap hari bersama dengan-Nya. Dalam masa-masa sulit seperti ini, jangan sampai kita kehilangan iman. Tetap sandarkan pengharapan kita hanya kepada-Nya dan praktekkanlah iman kita kepada Kristus dalam hidup sehari-hari agar hidup kita mengalami mujizat demi mujizat.
Yesus adalah jawaban atas segala pergumulan hidup, Dia adalah satu-satunya tempat pengharapan hidup kita yang tidak mengecewakan. God bless!!!
No Comments